biografi penulis kitab safinatun najah

Assalamualaikum wa rahmatullahi wa barakatuh

apa kabar sahabat blogger? Semoga kalian senantiasa dalam keadaan sehat dan didalam perlindungan allah swt.. Aamiin!!
Pada artikel kali ini saya ingin menjabarkan dari pada isi dan penjelasan terjemah kitab safinatun najah...
Tapi sebelumnya saya ingin berbagi tentang biografi daripada penulis dan pengarang kitab safinatun najah
Untuk isi kitabnya saya akan membaginya pada beberapa artikel pada postingan selanjutnya.

Sahabat blogger tau gak siapa penulis daripada kitab safinatun najah ini..???

kitab safinatun najah


Kitab safinatun najah merupakan sebuah kitab fiqih yang ditulis oleh ulama besar yang terkenal yang bernama syekh salim bin abdullah bin saad bin sumair al hadhrami.
Beliau adalah seorang ahli fiqih yang bermadzhab syafi'i , dan seorang pendidik yang sangat sabar dan ikhlas., bahkan beliau juga seorang politikus dan pengamat militer negara-negara islam..
Beliau dilahirkan di desa dziasbuh yang tepatnya berada di daerah yaman yaitu sebuah daerah yang dikenal sebagai pusat lahirnya para ulama besar dalam berbagai bidang ilmu ke­agamaan.

Seperti para ulama besar lainnya, Syekh Salim me­mulai pendidikannya dengan bidang Al-Qur'an di bawah peng­awasan ayahandanya yang juga merupakan ulama besar, yaitu Syekh Abdullah bin Sa'ad bin Sumair. Dalam waktu yang singkat Syekh Salim mampu menyelesaikan belajarnya dalam bidang Al-Qur'an tersebut, hingga beliau meraih hasil yang baik dan prestasi yang tinggi. Dan bukan hanya itu beliau pun juga mempelajari ilmu-lain seperti halnya ilmu bahasa arab, ilmu fiqih, ilmu ushul, ilmu tafsir, ilmu tasawuf, dan ilmu taktik militer Islam. Semua ilmu yang beliau dapatkan itu merupakan dari para ulama besar yang sangat terkemuka pada abad ke-13 H di daerah Hadhramaut (Yaman).

Berikut ini merupakan salah seorang daripada guru beliau , diantaranya ialah :

1.) Syekh Abdullah bin Sa'ad bin Sumair.
2.) Syekh Abdullah bin Ahmad Basudan.

Setelah mendalami berbagai ilmu agama, yang didapatkan beliau dari para ulama dan para gurunya yang terkemuka, selanjutnya beliau memulai langkah dakwahnya dengan berprofesi sebagai Syekh Al Qur'an. Di desanya, pagi dan sore, beliau tak henti-hentinya untuk mengajar para santrinya dan karena keikhlasan serta kesa­barannya, maka beliau berhasil mencetak para ulama ahli Al-Qur'an di zamannya. salah seorang diantara mereka yaitu:

1.) Habib Abdullah bin Toha Al-Haddar Al-Haddad.
2,) Syekh Al Faqih Ali bin Umar Baghuzah.

Selain sebagai seorang pendidik yang hebat, syekh salim juga dikenal sebagai seorang pengamat politik Islam yang sangat disegani, dikarenakan beliau banyak memiliki gagasan dan sumbangan pemikiran yang menjembatani persatuan umat Islam sehingga dapat membangkitkan mereka dari ketertinggalan. Di sisi lain beliau juga banyak memberikan dorongan kepada umat Islam agar melawan para penjajah yang ingin merebut daerah-daerah Islam.



Pernah suatu ketika Syekh Salim diminta oleh kerajaan Kasiriyyah yang terletak di daerah Yaman agar membeli per­alatan perang yang sangat canggih, maka beliau berangkat ke Singapura dan India untuk keperluan tersebut. Pekerjaan beliau ini dinilai sangat sukses oleh pihak kerajaan yang kemudian beliaupun diangkat sebagai staf ahli dalam bidang militer kerajaan. Dalam masa pengabdiannya kepada umat melalui jalur birokrasi beliau tidak terpengaruh dengan cara­-cara dan unsur kezholiman yang merajalela di kalangan me­reka, bahkan beliau banyak memberikan nasehat, kecaman dan kritikan yang konstruktif kepada mereka.



Hingga pada tahun-tahun berikutnya Syekh Salim diangkat men­jadi penasehat khusus Sultan Abdullah bin Muhsin. Sultan tersebut pada awalnya sangat patuh dan tunduk dengan segala saran, arahan dan nasehat beliau. Namun sayang, kepatuhannya kepada beliau tidak berlangsung lama dan akhirnya pada tahun­-tahun berikutnya ia tidak lagi menuruti saran dan nasehat beliau, bahkan syekh salim cenderung diremehkan dan dihina, kon­disi tersebutpun semakin memburuk dikarenakan tidak ada satu pihakpun yang mampu mendamaikan keduanya, dan pada akhirnya hal itulah yang menyebabkan keretakan hubungan antara keduanya. Setelah kejadian tersebut, apalagi melihat sikap sultan yang tidak sportif, akhirnya Syekh Salim memutuskan untuk pergi meninggalkan Yaman. Dalam situasi yang kurang kondusif akhirnya beliau meninggalkan kerajaan Kasiriyyah dan hijrah menuju India. Periode ini tidak jelas berapa lama beliau berada di India, karena dalam waktu berikutnya, beliau hijrah ke negara Indonesia, tepatnya di Batavia atau Jakarta.

Sebagai seorang ulama termasyhur yang segala tindakan­nya menjadi perhatian para pengikutnya, maka perpindahan Syekh Salim ke pulau Jawa tersebar secara luas dengan cepat, mereka datang berbondong-bondong kepada Syekh Salim untuk menimba ilmu atau hanya sekedar untuk meminta do'a darinya. Melihat hal itu maka Syekh Salim mendirikan berbagai majlis ilmu dan majlis dakwah, hampir dalam setiap hari beliau menghadiri majlis-­majlis tersebut, sehingga akhirnya semakin menguatkan posisi beliau di Batavia, pada masa itu. Syekh Salim bin Sumair dikenal sangat tegas di dalam mempertahankan kebenaran, apa pun resiko yang harus diha­dapinya. Beliau sangat tidak menyukai apabila ulama mende­kat, bergaul, apalagi sampai menjadi budak para pejabat. Seringkali beliau memberi nasihat dan kritikan tajam kepada ulama dan para kiyai yang sering datang kepada para pejabat pemerintah Belanda.

Martin van Bruinessen dalam tulisan­nya tentang kitab kuning (tidak semua tulisannya kita sepakati) juga sempat memberikan komentar yang menarik terhadap tokoh kita ini.
Dalam beberapa alenia dia menceritakan per­bedaan pandangan dan pendirian yang terjadi antara dua orang ulama besar, yaitu Sayyid Usman bin Yahya dan Syekh Salim bin Sumair yang telah menjadi perdebatan di kalangan umum. Yang mana pada saat itu, Syekh Salim kurang setuju dengan pendirian Sayyid Usman bin Yahya yang loyal kepada pemerintah kolonial Belanda. Sayyid Usman bin Yahya sendiri pada waktu itu, sebagai Mufti Batavia yang diangkat dan disetujui oleh kolonial Belanda, sedang berusaha menjem­batani jurang pemisah antara `Alawiyyin (Habaib) dengan pemerintah Belanda, sehingga beliau merasa perlu untuk mengambil hati para pejabatnya.



Oleh karena itu, beliau mem­berikan fatwa-fatwa hukum yang seakan-akan mendukung program dan rencana mereka. Hal itulah yang kemudian menyebabkan Syekh Salim terlibat dalam polemik panjang dengan Sayyid Usman yang beliau anggap tidak konsisten di dalam mempertahankan kebenaran. Setelah keduanya bertemu dan berdiskusi akhirnya mereka mendapat penjelasan yang jitu dan mantap atas siasat dan strategi Sayyid Utsman bin Yahya maka Syaekh Salim taslim dan paham atas segala tindakan Habib Utsman bin Yahya yang terjadi pada waktu itu, dari cerita tersebut cukup kuat untuk menggambarkan kepada kita tentang sikap dan pendirian Syekh Salim bin Sumair yang sangat anti de­ngan pemerintahan yang zholim, apalagi para penjajah dari kaum kafir.

Walaupun Syekh Salim seorang yang sangat sibuk dalam berbagai kegiatan dan jabatan, akan tetapi beliau juga seorang yang sangat banyak berdzikir kepada Allah SWT dan juga dikenal sebagai orang yang ahli membaca Al Qur'an. Salah satu temannya yaitu Syekh Ahmad Al-Hadhrawi dari Mekkah mengatakan: "Aku pernah melihat dan mendengar Syekh Salim menghatamkan Al Qur'an hanya dalam keadaan Thawaf di Ka'bah". Syekh Salim meninggal dunia di Batavia pada tahun 1271 H (1855 M).

Beliau telah meninggalkan beberapa karya ilmiah di antaranya :
1.) Kitab Safinah yaitu kitab yang sudah kita terjemahkan ini.
2.) Al-Fawaid AI-Jaliyyah yakni Sebuah kitab yang mengecam sistem perbankan konfensional dalam kaca mata syari'at..



Nah itulah segelumit daripada biografi dan cerita tentang syekh salim bin abdullah bin saad bin sumair al hadhrami.
Sekarang sahabat blogger sudah mengetahui bukan tentang biografi syekh salim yang merupakan penulis dan pengarang kitab safinatun najah, semoga apa yang saya tulis di artikel ini dapat bermanfaat untuk sahabat blogger semua. Aamiin

Untuk isi dari kitab safinatun najah akan saya posting yang akan datang pada blog ini dengan secepatnya, oleh karenanya pantau terus blog saya dengan mengisi email kalian pada tombol subcribe yang sudah tersedia..
Terima kasih

Wassalamu;alaikum Wa rahmatullahi Wa Barakatuh.

September 26, 2017 - tanpa komentar

0 komentar untuk biografi penulis kitab safinatun najah.